Kaifa Haluuk????

Dunia Maya Tanpa Batas.... Tapi Ingat, Apa Yang Anda Lakukan Akan diminta Pertanggungjawabanx...

Amar Ma'ruf Nahi Mungkar!!!

Selasa, 01 Januari 2013

Alinea/Paragraf


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
        Bahasa telah menjadi suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan saat ini, serta dalam keberlangsungan interaksi sosial seseorang dengan orang lain, seseorang dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok lain. Bahasa sebagai sarana penyampaian pesan yang sangat penting.
Bahasa umumnya dibagi menjadi bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Bahasa lisan biasanya masih terpengaruh dengan dialek daerah masing-masing dan strukturnya pun terkadang tidak diprioritaskan. Dengan kata lain, bahasa lisan seringkali disebut bahasa tidak resmi, sedangkan bahasa tulisan terutama dalam pembutan karya tulis ilmiah diharuskan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan kata-kata baku.
         Pentingnya bahasa tulisan dalam pembuatan karya tulis ilmiah, maka seharusnya kita mengetahui tentang alinea/paragraf terlebih dahulu, mulai dari identifikasi-identifikasi alinea/pargraf, komposisinya, sampai hal-hal lain yang terkait dengan materi ini.
Seringkali kita menemukan kesalahan-kesalahan dalam pembuatan alinea/paragraf dan sering pula terjadi kerancuhan dalam penyusunan alinea yang satu dengan alinea yang lainnya. Kesalahan ini sering kita temui dalam pembuatan karya tulis ilmiah seperti makalah, laporan, dan sebagainya yang terjadi di lingkungan kampus terlebih lagi di tingkat sekolah menengah. Oleh karena itu, kami menyusun makalah alinea/paragraf ini agar kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dapat ditekan bahkan bila perlu ditiadakan. Langkah awalnya ialah dengan memaparkan pembahasan alinea/paragraf di lingkungan kampus agar dalam penyusunan karya tulis, kesalahan-kesalahan semacam itu bisa diminimalisir.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf
Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraf diserap dari Bahasa Inggris “paragraph”.yang artinya paragraf sedangkan kata alinea dari Bahasa Belanda, dari kata Latin alinea yang berarti “mulai dari baris yang baru”. Kata Inggris paragraf terbentuk dari kata Yunani “para” yang berarti “Sebelum” ,dan “grafein” yang berarti, “Menulis atau menggores”. Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih luas daripada kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk menjelaskan suatu pikiran utama.(Tim Pengajar Bahasa Indonesia Universitas Hasanuddin,1996:81). Paragraf  mempunyai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti paragraf itu dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal.
Persyaratan gramatikal dalam paragraf dapat dipenuhi kalau dalam paragraf itu sudah terbina yang disebut kekohesian yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam paragraf tersebut. Dalam paragraf kalimat-kalimat harus disusun dengan kohesi (kesatuan dalam paragraf) memiliki koherensi (keterpautan makna) dan memiliki isi yang memadai sebagai pendukung gagasan utama dalam paragraf. Paragraf yang baik biasanya berisi atau mempunyai pikiran utama yaitu topik yang dikembangkan menjadi sebuah paragraf dan berfungsi sebagai pengendali keseluruhan paragraf. Adapun ciri-ciri kalimat utama, yaitu : 1) mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut, 2) merupakan kalimat yang dapat berdiri sendiri, dan 3) mempunyai arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain. Ciri-ciri kalimat penjelas, yaitu: 1) dari segi arti sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri, 2) kadang arti kalimat baru jelas ketika dihubungkan dengan kalimat lain, dan 3) pembentukannya sering membutuhkan kata sambung.

B. Ciri dan Fungsi alinea/paragraf
Dalam pembentukan paragraf kita harus memperhatikan ciri-ciri dan fungsi alinea/paragraf agar lebih mudah diidentifikasi dan fungsi dari pembentukan paragraf tersebut bisa dicapai. Ciri-ciri paragraf (Ello,2010, http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html), antara lain:
1) Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik;
2) Setiap paragraf memiliki satu kalimat topik dan yang lainnya merupakan kalimat penjelas; dan 3) Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan utama).
Fungsi paragraf, yaitu :
1) mengekpresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan;
2) menandai peralihan (pergantian), gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf ganti (ganti pikiran);
 3) memudahkan pemahaman bagi pembacanya;
 4) memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil; dan
 5) memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.

C. Syarat-syarat Pembentukan Alinea/Paragraf
       Suatu paragraf dikatakan baik apabila paragraf tersebut dapat memenuhi syarat-syarat paragraf yang baik yaitu kesatuan, kepaduan, kelengkapan, keruntutan, dan konsitensi penggunaan sudut pandang (Tim Pengajar Bahasa Indonesia Universitas Hasanuddin,1996:81).

1.  Kesatuan Paragraf atau Kohesi
Untuk membentuk kesatuan paragraf, kita harus memerhatikan bahwa setiap paragraf hanya berisi satu pokok pikiran. Paragraf terdiri atas beberapa kalimat. Tetapi, seluruhnya harus merupakan satu kesatuan, sehingga tidak ada kalimat sumbang yang tidak mendukung kesatuan paragraf.

2. Kepaduan Paragraf atau Koherensi
Suatu paragraf harus memenuhi syarat kepaduan (koherensi). Satu paragraf dinyatakan padu apabila paragraf tersebut dibangun dengan kalimat-kalimat yang memiliki hubungan atau pikiran yang logis yang dapat menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf.

3. Masalah Kebahasaan atau Gramatikal
Masalah kebahasaan dapat dibangun melalui koherensi yaitu repetisi atau pengulangan kata kunci, kata ganti, kata transisi dan bentuk paralel, yang dapat dijelaskan secara singkat.
a.       Pengulangan Kata Kunci atau Repetisi
Semua paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci yang telah disebut pada kalimat pertama diulang pada kalimat kedua dan kalimat seterusnya. Pengulangan tersebut, mengakibatkan suatu paragraf menjadi padu, utuh dan kompak. Bentuk pengulangannya dapat berupa pengulangan kata atau frasa, yang diletakkan pada awal, tengah atau akhir kalimat.

b.      Kata Ganti
Kepaduan suatu paragraf juga dapat dijalin dengan kata ganti (dia, -nya, mereka, ini, itu dll). Dengan menggunakan kata ganti sebagai kepaduannya, maka bagian kalimat yang lain yang sama tidak perlu diulang melainkan diganti dengan kata ganti dia. Hal tersebut juga dapat mengurangi kejenuhan atau dapat membangun variasi kalimat.

c.       Kata Transisi atau Frasa Penghubung
Kata transisi yaitu kata penghubung, konjungsi, perangkai, yang menyatakan adanya hubungan. Dalam penggunaan kata transisi yang tepat dapat memadukan paragraf sehingga keseluruhan kalimat dapat menjadi padu, menyatu dan utuh. Sesuai dengan jenis hubungan yang ditujukan, pengguna bahasa dapat memilih kata-kata atau frasa transisi berikut ini:
1) hubungan yang menyatakan pertentangan dengan menggunakan kata/frasa tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, meskipun, biarpun;
2) hubungan yang menyatakan akibat atau hasil akibatnya, karena itu, oleh sebab itu, jadi, maka;
3) hubungan yang menyatakan pertambahan dengan menggunakan kata/frasa lebih-lebih lagi, berikutnya, demikian juga, kemudian, selain itu, lagipula, lalu, selanjutnya, tambahan, di samping itu, kedua, ketiga, demikian juga;
4) hubungan yang menyatakan perbandingan dengan menggunakan kata/frasa lain halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yan demikian, sebagaimana;
5) hubungan yang menyatakan tempat dengan menggunakan kata/frasa berdekatan dengan itu, disini, seberang sana, tak jauh, dari sana, di bawah, di atas;
6) hubungan yang menyatakan tujuan dengan menggunakan kata/fras agar, untuk, guna, untuk maksud itu, supaya;
7) hubungan yang menyatakan waktu dengan menggunakan kata/frasa baaru-baru ini, beberapa saat kemudian, mulai sebelum, segera, sesudah, sejak, ketika;
8) hubungan yang menyatakan singkatan dengan menggunakan kata/frasa singkatnya, ringkasnya, akhirnya, sebagai simpulan, pendek kata.

d.      Bentuk Paralel
Bentuk paralel atau kesejajaran yaitu bentuk-bentuk, artinya, bentuk kata yang sama, repetisi/pengulangan bentuk kata/kalimat yang sama.
a)      Masalah Perincian dan Urutan Hasil Alinea
(1) Kelengkapan dan Ketuntasan
Kelengkapan adalah kesempurnaan. Hal ini dapat diwujudkan dalam klasifikasi yaitu pengelompokkan secara merata atau lengkap dan kentuntasan bahasan yaitu kesempurnaan membahas materi secara menyeluruh dan utuh.
(2) Konsistensi Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. Penulis sering menggunakan aku seolah-olah menceritakan dirinya sendiri. Kadang penulis menggunakan sudut pandang dia atau ia. Sekali menggunakan sudut pandang tersebut harus menggunakannya secara konsisten dan tidak boleh berganti sejak awal sampai akhir.
(3) Keruntutan
Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan dalam karangan. Gagasan disajikan secara beruntun, agar pembaca dapat dengan mudah memahami dan dapat menyenangkan pembacanya..

D. Jenis-jenis Paragraf
Dalam pembuatan karya tulis, kita sering menemukan perbedaan antara alinea/paragraf yang satu dengan yang lainnya. Terkadang kita mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi jenis-jenis alinea/paragraf yang digunakan dalam setiap karya tulis. Untuk memudahkan identifikasi dan penggunannya dalam karya tulis, kami sajikan jenis-jenis alinea/paragraf beserta dengan contohnya (Ello,2010 http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html).
1. Berdasarkan Letak Kalimat Topiknya.
    Berdasarkan letak kalimat topiknya paragraf dibagi atas:
a. Paragraf Deduksi
Paragraf deduksi artinya paragraf yang memiliki pikiran utama pada awal alinea, sedangkan kalimat selanjutnya merupakan kalimat penjelas. Paragraf deduksi sering juga disebut paragraf umum ke paragraf khusus. Contoh paragrafnya adalah paragraf yang memiliki isi kalimat penjelas, uraian, analisis, contoh-contoh, keterangan atau rincian kalimat topik.
Contohnya :
" Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang penyakit."

b. Paragraf Induksi
Paragraf induksi (khusus ke umum) yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada akhir kalimat. Artinya, kalimat-kalimat awal merupakan kaimat penjelas, sedangkan kalimat akhir merupakan kalimat utamanya.
Contohnya:
" Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot, juga memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah memiliki kebun kakao yangt lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao.
c. Paragraf Kombinasi (Deduksi-Induksi)
Kalimat utamanya pada sebuah paragraf pada hakekatnya hanya memiliki satu kalimat utama. Tapi, pada paragraf kombinasi, kalimat utamanya bisa terletak pada awal atau juga bisa terletak pada akhir paragraf. Jika dikatakan kombinasi, karena jika kalimat utamanya terletak pada awal kalimat, maka akan ditegaskan pada akhir kalimat, begitu juga sebaliknya. Sehingga, paragraf ini sering disebut paragraf deduktif-induktif.
" Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."

d. Paragraf Penuh (Deskripsi)
Paragraf penuh maksudnya paragraf penuh dengan kalimat topik, seluruh kalimat yang membangun suatu paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Paragraf ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif dan narasi terutama dalam karangan fiksi.
Contohnya:
" Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku."

2. Berdasarkan Sifat Isinya (Bedasarkan Bentuk Pengembangannya)
a. Paragraf Argumentasi
Paragraf yang berusaha mengungkapkan pendapat dan sikap penulis. Sikap dan pendapat penulis diungkapkan dalam bentuk fakta. Ciri khas paragraf argumentasi terletak pada pendapat yang disertai dengan alasan yang mendukung. Contohnya karya ilmiah, makalah, skripsi, tesis dan disertasi.
Contoh : “Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008 – 2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009 – 2010.”

     b. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang isinya berupa ajakan yang mengajak pembaca dengan mengemukakan alasan, contoh dan bukti yang kuat, untuk meyakinkan pembaca, atau pendengar sehingga pembaca membenarkan dan mengikuti ajakan penulis. Contohnya majalah, surat, surat kabar, radio, selebaran, kampanye dan lain-lain.
Contoh : “Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.

     c. Paragraf Deskripsi/Deskriptif
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan objek yang sedang dibicarakan atau dituliskan sehingga pendengar atau pembaca seolah-olah melihat objek yang sedang dibicarakan. Atau dengan kata lain paragraf deskripsi menaruh harapan pada pembaca atau pendengar seolah-olah melihat keadaan peristiwa tersebut secara langsung. Biasanya digunakan dalam karya sastra dan biografi seseorang.
Contoh :“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980 – 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.

d. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bersifat memaparkan, menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan sesuatu. Jenis paragraf ini bertujuan untuk memperluas atau menambah wawasan pembaca atau pendengar. Bentuk paragraf ini biasa dipakai untuk memaparkan cara membuat sesuatu, cara menggunakan sesuatu. Contohnya penulisan cara kerja sebuah mesin, cara mengkomsumsi obat-obatan dan sebagainya.
Contoh : “Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan proses mencuci”.

e. Paragraf Narasi/Naratif
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan kejadian atau peristiwa dari awal sampai akhir yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu dalam bentuk perceritaan. Paragraf narasi berusaha menceritakan atau menuliskan kejadian-kejadian yang ingin disampaikan penulis berdasarkan urutan waktu. Biasanya digunakan dalam bentuk riwayat hidup, novel, cerpen dan roman.
Contoh : “ Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat mendapat perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16 – 16. pada posisi ini, Kido/Hendra yang lebih berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.”

3. Berdasarkan posisi dan fungsinya dalam paragraf
a.       Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berfungsi sebagai pengantar menuju masalah yang akan dibahas. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan. Paragraf pembuka harus dapat difungsikan untuk mengantar pokok pembicaraan, menyiapkan pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan. Bentuk-bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka, yaitu:
1) kutipan, pribahasa, anekdot atau cerita yang lucu, singkat dan mengesankan;
2) uraian mengenai pokok pembicaraan;
3) sesuatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang;
4) uraian tentang pengalaman pribadi;
5) uraian tentang maksud dan tujuan penulis;
6) sebuah pertanyaan;
7) memberikan latar belakang suasana atau watak;
8) melukiskan sejarah atau riwayat hidup seseorang;
9) memberi ringkasan isi karangan.

b.  Paragraf Penghubung atau Pengembang
Merupakan paragraf yang bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang telah dirumuskan dalam paragraf pembuka. Paragraf pengembang dalam karangan dapat difungsikan sebagai berikut:
1) mengemukakan inti persoalan;
2) memberi ilustrasi dan contoh;
3) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya;
4) meringkaskan paragraf berikutnya;
5) mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.

c.  Paragraf Penutup
Merupakan paragraf yang berfungsi mengakhiri bagian suatu karangan atau seluruh karangan. Paragraf ini biasanya berisi simpulan atau saran atau bahkan penegasan kembali paragraf pembukanya. Paragraf penutup harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1) Sebagai paragraf penutup, maka paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
2) Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
 
E. Asas-asas Paragraf Yang Baik.
Dalam mengelola paragraf yang baik perlu menerapkan asas yang berkenan dengan gagasan. Keenam asas tersebut menyangkut tantatan dalam menyampaikan gagasan. Keenam asas dalam menuangkan gagasan dalam paragraf, adalah sebagai berikut :

1. Kejelasan
Kejelasan berarti sifat tidak samar-samar sehingga tiap butir fakta atau pendapat yang ditemukan seakan-akan tampak nyata oleh pembaca. Karangan tersebut mudah ditafsir dan tak mungkin disalah tafsirkan.

2. Keringkasan
Keringkasan berarti karangan tersebut tidak pendek atau singkat, melainkan bahwa karangan itu tidak berboros kata, tidak berlebih-lebihan dengan ungkapan, tidak mengulang-ulang butir ide yang sama, tidak berputar-putar dalam menyampaikan gagasan. Keringkasan berarti menggunakan kalimat efektif dalam penulisannya.

3. Ketepatan
Ketepatan berarti bahwa karangan dapat menyampaikan butir-bitur pengetahuan kepada pembaca dengan kecocokan sepenuhnya seperti maksud penulis. Ketepatan juga meliputi ketepatan menaati aturan tata bahasa, ejaan, tanda baca, peristilahan, kelaziman bahasa, dan sebagainya.

4. Kesatupaduan
Artinya segala sesuatu yang disajikan dalam karangan harus berkisar, bergayutan dan relevan pada suatu gagasan pokok atau pikiran utama karangan. Kalimat-kalimat dalam paragraf harus padu dan tidak mengalami kerancuhan agar topik yang dijelaskan sesuai dengan maksud dan tujuan yang akan disampaikan.

5. Pertautan
Pertautan atau koherensi merupakan asas yang menghendaki agar ada saling kait antara kalimat dalam paragraf dan antarparagraf. Pertautan menghendaki agar jangan sampai ada kata atau frasa yang tidak jelas rujukannya.

6. Harkat
Harkat merupakan asas yang menghendaki agar karangan benar-benar berbobot. Kita harus menerapkan hukum DM atau diterangkan menerangkan. Dalam membangun paragraf, dikembangkan dengan satu (D) dan jumlah yang memadai atau yang lengkap.

F.     Pengembangan Paragraf
       Pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan berbagai cara menyesuaikan karya tulis yang akan dibuat. Pengembangan paragraf dalam pembuatan novel berbeda dengan pengembangan paragraf dalam membuat laporan, jurnal, atau jenis karya tulis lainnya. (Sugito Martodiwiryo, 2009 http://jhonyirwanto.blogspot.com/)

1. Cara Pertentangan
       Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan. Ungkapan seperti berbeda dengan, sedangkan , lain halnya dengan , akan tetapi , dan bertolak belakang dari.
Contoh :
Kekuatan tim sepakbola Chelsea yang berasal dari Inggris kini sangat jauh berbeda dari Chelsea pada jaman 2000an. Dimana dengan Chelsea yang sekarang , mereka lebih memiliki kulitas tim dan pemain yang berhasil juara dan menjadi tim yang patut di segani di kawasan Inggris maupun Eropa.

2. Cara Perbandingan
       Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasa menggunakan ungkapan seperti seruan dengan, seperti halnya, demekian juga, sama dengan, sejalan dengan ,akan tetapi , sedangkan , dan sementara itu.
Contoh :
‘Kereta!’. Begitulan seruan buat sepeda motor di daerah Aceh. Seperti halnya di Aceh, di Medan pun menggunakan seruan kereta untuk menyebut sepeda motor. Akan tetapi, di lampung, jambi, di sana menyebut sepeda motor itu dengan nama Honda. Lain halnya dengan kota kota di jawa yang menyebutnya dengan motor.

3. Cara Analogi
       Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang di jelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan.
Contoh :
Suatu persahabatan harus terjalin hubungan yang terikat erat dan tidak saling membohongi satu sama lainnya. Ibaratnya untuk tidak seperti musang berbulu domba. Harus saling menjaga kepercayaan masing masing.

4. Cara Contoh
       Kata seperti, misalnya, contonya, dan lain lain adalah ungkapan ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
Contoh :
Setiap manusia membutuhkan banyak vitamin C. Vitamin C itu sendiri banyak terkandung di buah buahan. Buah buahan yang banyak mengandung vitamin C, contohnya jeruk, jambu biji, mangga dan banyak lainnya.

5.   Cara Sebab Akibat
       Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat.
Contoh :
Seharusnya Negara kita, Indonesia bisa dan harusnya lebih maju di bandingkan Negara Negara lain di Asia tenggara dalam bidang sepakbola. Padahal kita memiliki kualitas pemain yang tak kalah bagusnya dari Negara lain. Akibatnya kita masih kalah dengan Thailand yang padahal liga sepakbola lokalnya kalah jauh dari Negara kita. Oleh karena itu kita perlu mengoreksi diri demi memajukkan sepakbola kita.

6.   Cara Definisi
       Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata kata yang di gunakan dalam
Mengembangkan paragraf dengan cara definisi.
Contoh :
Adik saya seorang gamer. Gamer itu sndiri adalah pemain game, atau bisa di bilang maniak nge game. Jadi gamer itu merupakan orang yang selalu atau senang memainkan game di computer atau playstation sejenisnya.

7.   Cara Klasifikasi
       Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri ciri tertentu.

Contoh :
Uang palsu banyak beredar di pasaran di mana mana sekarang ini. Hal ini dengan hampir mirip dan tidak berbeda jauh dengan aslinya. Oleh karena itu kita harus pintar dalam memilih dan mengetahui perbedaan yang mana asli dan yang palsu dengan di bagi 3 cara. Tiga cara tersebut yaitu di lihat, diraba, dan diterawang. Kita berharap agar tidak banyak terjadi penipuan uang palsu.

G.    Pola Pengembangan Paragraf
       Yang dimaksud dengan pola pengembangan adalah bentuk pengembangan kalimat utama ke dalam kalimat-kalimat penjelas. (Sri Utami, 2009 http://www.sentra-edukasi.com/2009/09/pola-pengembangan-paragraf.html)
a. Pola Pengembangan Paragraf Rincian
Ada beberapa cara untuk mengatasi banjir di Jakarta. Pertama, dengan memperbaiki sistem pembuangan limbah industri dan rumah tangga. Kedua, membuat sumur serapan yang mampu menyerap air hujan yang menggenang di tanah. Ketiga, membersihkan sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) dari sampah-sampah yang bertumpukan.  Keempat, membantu pemerintah dalam mensosialisasikan program penanganan banjir tersebut.

B. Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat
Gelombang tsunami dahsyat melanda Aceh dan Sumatera Utara. Bangunan dan fasilitas kota sebagian besar hancur. Gedung-gedung pemerintahan maupun swasta ikut hancur. Ratusan ribu orang meninggal dan hilang yang sampai saat ini belum diketahui jelas nasibnya. Hal ini membuat keluarga korban berteriak histeris karena kehilangan sanak keluarga mereka.

C. Pola Pengembangan Paragraf Akibat-Sebab
Kedisplinan dan sopan santun para pengendara di jalan raya rendah. Jumlah dan aneka jenis kendaraan yang sangat banyak dan tuntutan aktivitas masyarakat mulai dari perkantoran hingga aktivitas sekolahan serta fasilitas jalanan yang belum memadai. Hal-hal seperti itulah yang menyebabkan kemacetan di Jakarta terus terjadi dan sulit diatasi.

d. Pola Pengembangan Paragraf Analogi
Kemajuan di bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia tidak berbeda dengan kereta api bermesin uap yang menarik puluhan gerbong dengan muatan yang sangat berat. Hal ini menyebabkan kereta api berjalan sangat lambat karena kemampuan tidak sesuai dengan muatan yang dibawa. Begitu pula dengan perekonomian dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Luas wilayah Indonesia yang sangat besar dan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang berkualitas menyebabkan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan sangat lambat.

e. Pola Pengembangan Paragraf Perbandingan
Ada perbedaan yang mencolok antara murid yang rajin dan murid yang malas. Murid yang rajin sangat memperhatikan tugas-tugas yang diberikan, aktif dalam kelas, dan memiliki prestasi yang baik. Sedangkan, murid yang malas cenderung mengabaikan tugas-tugasnya, pasif dalam proses pembelajaran, dan umumnya prestasinya buruk.

f. Pola Pengembangan Paragraf Generalisasi
Remaja zaman sekarang lebih mendambakan dan menghargai kebebasan. Remaja Indonesia pun tidak terlepas dari pola dan gaya hidup seperti itu. Pola hidup barat seakan menjadi kiblat mereka baik dalam aspek mode, desain, pakaian, kebiasaan, dan hiburan. Mereka seakan melupakan identitas mereka sebagai remaja Indonesia.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Paragraf adalah suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih luas daripada kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk menjelaskan suatu pikiran utama. Ciri-ciri paragraf, yaitu: 1) Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik; 2) Setiap paragraf memiliki satu kalimat topik dan yang lainnya merupakan kalimat penjelas; dan 3) Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan utama). Fungsi paragraf, yaitu : 1) mengekpresikan gagasan tertulis; 2) menandai peralihan (pergantian); 3) memudahkan pemahaman bagi pembacanya; 4) memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil; dan 5) memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel. Adapun Jenis-jenis paragraf dibagi berdasarkan letak kalimat topiknya, berdasarkan posisi dan fungsinya dalam paragraph, dan berdasarkan sifat isinya (Bedasarkan bentuk pengembangannya). Pengembangan paragraf dalam pembuatan karya tulis harus disesuaikan dengan karya tulis yang akan dibuat agar karya tulis tersebut memenuhi syarat dan fungsinya dengan menggunakan paragraf yang baik dan benar.

B.     Saran
ü  Para pelajar maupun mahasiswa hendaknya lebih memperhatikan kaidah-kaidah penggunaan bahasa Indonesia dalam setiap lini kehidupan, baik di lingkungan sekolah, kampus, maupun di lingkungan masyarakat
ü  Hendaknya dalam penulisan atau pembuatan suatu karya disertakan sumber-sumber rujukan agar memudahkan dalam kegiatan pengutipan hasil karya orang lain
ü  Kepada para pembaca agar memahami isi makalah yang disajikan agar dapat diaplikasikan dalam proses perkuliahan agar kesalahan-kesalahan yang telah terindentifikasi bisa diminimalisir atau bahkan ditiadakan.

Daftar Pustaka

Diperoleh dari laman (http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html).
Bahasa Indonesia (Paragraf / Alinea), 2009 Diperoleh dari laman (http://jhonyirwanto.blogspot.com/).
Tim pengajaran bahasa indonesia Unhas.1996.Modul Himpunan Materi Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Makassar: Unhas.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar