Kaifa Haluuk????

Dunia Maya Tanpa Batas.... Tapi Ingat, Apa Yang Anda Lakukan Akan diminta Pertanggungjawabanx...

Amar Ma'ruf Nahi Mungkar!!!

Jumat, 04 Januari 2013

Perjuangan, Gerbang Kesuksesanku

     Hari ini kota Daeng kembali diguyur hujan. Sejak tahun baru, hujan seakan bisa dipastikan akan mengguyur setiap harinya. Cuaca semacam ini akan membuat sebagian orang berpikir keras untuk beraktifitas di luar rumah atau tetap tinggal di rumah dengan balutan selimut yang hangat. Cuaca seperti ini memang sering merayu orang-orang untuk tetap tinggal di peraduannya untuk menikmati suasa atau sekedar untuk menghindari kerja ekstra keras.
     Memang orang-orang akan berbeda paham ketika dihadapkan oleh suatu masalah. Ada yang akan menerima (pro) ada pula yang menolak (kontra). Mereka akan berpikir dn bertindak sesuai dengan perhitungan mereka tentang bisa atau tidaknya mereka melakukan hal itu. Tak jarang pula faktor lain datang mengusik terutama faktor kemalasan. Penyakit ini yang sering menjangkiti terutama ketika kita dihadapkan pada situasi yang memang tidak mendukung kita untuk melakukannya.
    Hal semacam ini juga tak luput dari kehidupanku sekarang. Terjebak dalam situasi seperti ini membuatku memeras otak hingga otakku bekerja jauh lebih berat dari biasanya. Di musim ekstrim seperti sekarang, membuatku berpikir, mengulang-ulang pilihan ya atau tidak. Pilihan ini hampir selalu membayangi di setiap langkah kakiku menuju ke suatu tempat. Hal ini juga diperparah dengan banyaknya permintaan untuk jemput sana jemput sini, antar sana antar sini, uh... seras berat kepalaku meningkat hingga dua kali lipat.
    Karena pikiran ini, berimbaslah pada perlakuanku kepada sang bunda tercinta. Karena permintaanya yang lumayan memberatkan, membuatku terpaksa mengangkat suara yang lebih keras dari suaranya. Diperparah lagi dengan keadaanku waktu itu yang masih belum stabil setelah bangun tidur. Seketika hatiku tersentak, apa yang telah ku lakukan?? Mengapa hanya karena permintaan sesepele itu aku harus bersitegang dengan ibundaku tercinta. Uh,,, hari ini aku belum lulus ujian kesabaran.
    Hujan masih mengguyur sampai magrib datang. Suara lantunan azan seakan terurai oleh suara gemerincik butiran air hujan yang jatuh tepat di atas atap seng rumahku. Ketika itu, aku pun sudah siap dengan tas yang beratnya hampir 10kg, lengkap dengan jas hujan yang membalut seluruh tubuhku, ditambah lagi dengan seikat tenda yang harus diletakkan di sepeda motorku yang berukuran mungil. Bisa dibayangkan seberapa rempongnya kondisiku saat itu.
    Tak ada yang bisa membuatku melalui semuanya selain kekuatan dan kesehatan yang diberikan Allah swt disertai dengan kata-kata motivasi "orang yang tangguh terlahir karena perjuangan dan kerja keras". Jadi kalau aku tak bergerak sekarang, artinya aku adalah orang yang akan terpenjara pada zona nyaman yang hanya akan membuat impianku menjadi imajinasi belaka. Bila aku tak menerjang guyuran hujan dan dinginnya udara malam yang basah dan lembap, itu artinya aku adalah orang yang terjebak dalam zona nyaman. Hal yang turut membuatku tersadar, perjuanganku untuk menuntut ilmu adalah di sana, di peraduan sementaraku tepat di daerah kampusku berada.
     Bagi wanita seperti aku, akan lebih nyaman ketika memilih tetap berada di tengah-tengah keluarga, dibalut dengan hangatnya selimut, ditemani dengan canda tawa adik-adikku. Ini yang terlintas di pikiranku saat itu. Tapi di sisi lain alam pikiranku, aku memikirkan bahwa buku-bukuku telah menunggu disana, tugasku menunggu untuk segera dijamah, dan kampusku seakan memanggilku untuk terus dekat dengannya. Dua hal yang serasa sama pentingnya. Namun aku masih beruntung bisa menikmati kedua-duanya. Nyamannya berada di tengah keluarga dan indahnya perjuangan menuntut ilmu. Sekarang yang menghalangi adalah langkah kaki untuk berkendara dengan model super rempong selama kurang lebih satu jam menerobos guyuran hujan dan semilir angin malam.
      Inilah sebuah perjuangan. Perjuangan menembus badai kehidupan untuk terus melangkah menggapai asa dan cita-cita. Ketika kaki tak lagi mampu terkayuh untuk berusaha maksimal, maka jangan pernah menunggu hasil sesuai yang diharapkan. Ketika tubuh hanya ingin terus terbaring di atas kasur empuk berbalut selimut, maka jangan pernah berharap kesuksesan akan tercapai. Ketika mata hanya ingin terus memandangi yang indah-indah dengan melupakan pemandangan huruf yang berbaris dalam buku, maka jangan harap dapat lulus dengan predikat memuaskan.
      Apa yang membedakan diri kita adalah dari bagaimana kita berjuang menghadapi tantangan hidup kita. Tak selamanya tantangan hidup kita sama, sejalan dengan berbedanya jalan hidup dan potensi kita. Jalani dengan apa adanya disertai dengan niat tulus mengabdikan diri kepada sang Maha Menguasai. Hidup memang kuasa Tuhan, tapi tanpa do'a dan usaha, kebaikan dan kebahagiaan hidup tak akan dapat diraih. Bersemangatlah dalam berjuang dengan tetap mengharapkan ridho dari-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar