Kaifa Haluuk????

Dunia Maya Tanpa Batas.... Tapi Ingat, Apa Yang Anda Lakukan Akan diminta Pertanggungjawabanx...

Amar Ma'ruf Nahi Mungkar!!!

Senin, 23 Juni 2014

Proposal Cinta November Berbunga part 2

Sungguh lucu, sangat lucu. Malam ini, tepat sehari setelah kejadian di Kelas itu, Aku kembali berpikir dan menerawang. Apa makna dari semua ini?? Tatapan mata sejak MOS, salam hangat pada adikku, ledekan-ledekan yang membuat naik pitam, Kejadian kunang-kunang di bumi Perkemahan, ahh.... sudahlah!! Apa maksud dari rangkaian cerita yang bahkan baru sekarang aku sadari alurnya. Mungkin itulah jalan Tuhan untuk mempertemukan kami. Bertemu di titik awal kisah baru. Bukan tentang kenalan baru, teman, atau sahabat tapi tentang Cinta. Seketika konsentrasiku tentang pelajaran buyar sudah. Ah,,, dasar Cinta.

Sebenarnya tidak begitu istimewa karena ini adalah kedua kalinya aku merasakan debaran itu. Aku biasa saja dalam awal-awal aku bersamanya. Pulang sekolah bersama, nongkrong di bawah pohon bersama, bercerita bersama, ya memang bersama tapi bukan hanya aku dan dia, tapi ada sahabat-sahabat setiaku, Lollypop's, Mr. Boy dan Egozt. Hahaha. Nama yang lucu dan terkesan kekanak-kanakan untuk usia seperti ini. Tapi itulah kami, Lolly Milkita itu adalah penyatu hati kami. Tak ada langkah menjauh dari kantin sebelum lollypop ini resmi berpindah dari kantin sekolah ke tangan kami. Tidak ada istilah pulang ke kelas tanpa lengkap 7 Milkita di tangan kami masing-masing. Lebih baik bolos kelas dan berhadapan dengan tatapan mata guru Bahasa Inggris kami Pak Syahlan daripada mengakhiri waktu istirahat tanpa mengunyah permen kramat ini.
"Hai istri-istriku, mau pesan apa? Soto, Nasi Kuning, mie siram, atau apa?" Sapa Mr. Boy.
"Jadi ceritanya kami bertujuh istri kamu?, Hello kami bahagia kalie dengan pasangan kami" Sanggahku yang tak menerima pernyataanMr. Boy.
Mr. Boy adalah sahabat laki-laki terbaik kami. Dimana ada kami bertujuh, pasti akan dihitung lengkap dengan adanya dia. Karena hanya dia cowok satu-satunya, maka dengan rela atau dengan sedikit terpaksa, cewek-cewek yang jomblo di geng kami  harus jadi istrinya. hahaha. Kami berdelapan paling doyan nongkrong di koperasi sekolah atau nama gaulnya kopsis. Bukan karena murah atau tidak tersedianya kantin lain yang lebih layak, tapi karena menu di kopsis terhitung menu spesial di atas rata-rata. Mulai dari bakso, Soto, nasi kuning, yang kalau dibandingkan dengan jajanan di kantin lain, uhhh jauh lebih wow deh. Sumpah.
Aku juga perlu bercerita tentang Egozt. Geng yang digawangi oleh 4 pria tagguh di bidangnya masing-masing. Si gendut yang ahli dalam retorika (tukang cerita, yang bahkan saat pelajaran berlangsung mulutnya tak berhenti komat kamit saking asyiknya bercerita), si Tinggi Kurus dengan keahliannya menyelinap ke kantin, si Cadel dengan keahliannya melucu, ketawa ketiwi walaupun sejujurnya guyonannya sama sekali tidak lucu. Kebayang kan bagaimana kondisinya ketika hanya dia sendiri yang tertawa. Dan terakhir si Lugu, yang akan tunduk dan patuh pada siapapun yang berada di sampingnya. Kalau bersama di Gendut, dia akan pura-pura mendengar dengan khusyuk walaupun hatinya menjerit, kalau bersama si Tinggi kurus ia terpaksa ikut menyelinap ke kantin, dan ketika bersama si Cadel, ya terpaksa juga ikut tertawa. Entah karena di sogok uang seribu perak atau karena si Cadel menunjukkan tangan mengepalnya tanda ingin menonjok. Kasihan temanku ini, hidupnya tidak konsisten tapi apa boleh buat, garis tangannya memang udah begitu kok.
Lain lagi ceritanya kalau membahas sahabat-sahabat Lollypop'sku. Bertujuh dengan watak yang jauh berbeda sat sama lain. Aku yang berwatak keras, tegas, kurang supel, dan terkesan sangar. Ada Dewi yang seharusnya dipanggil Dewa. Bukan karena dia terlahir seperti titisan Dewa, tapi karena jiwa dan raganya persis seorang laki-laki walaupun takdir menghendaki dia terlahir sebagai seorang perempuan. Ada Nitha, yang Cute, manis, girly, tpi terkadang terkesan oon, sana sini ngikut aja kayak si Lugu temanku. Ada Salma, dia adalah sahabat favoritku, bukan karena dia seorang penyanyi atau bintang sinetron, melainkan karena sifatnya yang penyayang, sabar, tenang, kalem, sangat enak berdiskusi dengannya. Dia bagaikan ibu diantara anak-anak brandal seperti kami. Ada Toety si gadis cengeng. Bukan karena suka menangis, tapi karena keseringan galau tidak jelas. Entah karena laki-laki, keluarga atau apalah. Jujur saja dia rapuh tapi tetap baik hati. Lain lagi dengan dua kurcaci Niar dan Trisna. Mereka bagaikan kembar siam. Sama-sama centil, ribut, berisik, kekanak-kanakantapi setia kawan. Merekalah pelengkap hidupku semasa menginjakkan kaki di Sekolah tercinta ini. Mereka ibaratnya mutiara hati, pelipur lara di saat salah satunya down. Ketika semuanya berkumpul, serasa yang hidup di dunia ini hanya kami saja. Tak ada yang mampu mengalahkan kehebohan kami di markas terbaik kami, di depan kelas di bawah pohon rindang. Bahkan keangkuhan senior tak mampu membendung kebahagiaan kami kala itu. Indah, Sungguh indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar